Langit dan bulan
separuh bersekutu malam ini
Seangkasa raya
keluhmu bergetar menjadi-jadi
Ketika semua
pepohonan tertidur dini hari
Auman Hewan penghuni
gelap semakin menakuti
Sungai kecil
beriak memenuhi hulu hilir
hanya
suaramu ku dengar dengan getir
bak kilat
menerjang dengan susulan petir
kemudian
menikahlah aku dengan air mata berbulir
jauh—jauh hujan
ditarik gravitasi bumi
dan seyummu
menjelma jutaan silet menghujami
pertetesnya
menghadiahkan kenangan yang kita selami
akulah kamu,
kata kata dasar yang kau kelami
jalanan ini
tak sama, meski belum berakhir
untuk
pengembara sepertiku, semesta adalah nadir
dan kau! Ya…
kau! Kau adalah takdir