Kepada hening
yang bergeming menjadi jadi
Seluruh ruang
adalah labirin nyata beroptik ilusi
Kepada mata
yang tak mau saling bertemu
Semua kantuk
yang berujung pilu
Sayang,
betapa mimpi ini akan kesepian
Sementara mata
tiada semakin lelap
Seteru otak
dan otot dalam kehidupan bertubuh
Sehingga melahirkan
ketidakselarasan abadi
Kepada rindu
yang tabah menyetia dalam tik-tok jam
Tegar ditepian
ranjang yang kosong
Menunggu tuannya
pulang, dalam keadaan baik saja
Betapa sabar
adalah pekerjaan yang susah
Ah, aku
merajam kata terlalu dalam
Merapal mantra
malam malam kelam
Semakin tua
kini rinduku padamu
Maka semakin
bijaklah dia berpandai menyelimur
Ditiadakan segala
luka, pada lupa
Berpuluh bulan
lamanya kita bertuhan jarak
Maaf, saya
hanya tak pintar berbohong
Hanya saja
rindu terlalu tajam untuk di simpan