Sebelum jarum-jarum jam berhenti menghunuskan runcingnya dalam kenyataan yang
kita punyai, sebelum detak jantung
berhenti melakukan fungsi sebagai penanda nyawa menancap dan nafas masih kita
hidupi, sebelum “kita” menjadi—kau dan aku. Masing masing dari kita harus mengerti cara
untuk meleburkan asa dalam satu rasa.
“If I had no
more time… No more time left to be here…Would you cherish what we had?”
Bagaimana jika aku sudah tak punya waktu lagi untuk mencintaimu? Tidak ada waktu lagi yang tersisa untuk
berada di sini. Kemudian kau akan memikirkan. Kalau
semua kisah ini hanya akan menjadi kapas yang beterbangan diudara, bias kau
lihat tapi tak bisa kau rasakan dengan nyata. Maka saat itu juga pisau pisau penyesalan
akan menembus membelah ingatanmu kala itu.
Tidak sayang, tidak!
Takkan ku biarkan kau memilikiku dalam kehilanganmu. Sejenak luangkan waktumu
untukku, supaya aku bisa mempersembahkan segala hidup dan matiku. Segala rindu
dan khayalanku untukmu. Dan kita berbagi cerita tentang ketidak adilan takdir
yang harus dijalani ini. Ya, kita berdua saja.
Sekarang, sadarilah dan hargai apa yang kita miliki. Yakini, kalau Itu adalah segala sesuatu
yang kau cari selama ini. Bayangkan, kalau aku tidak bisa merasakan sentuhan sentuhanmu. Dan tidak lagi kau
dengan ku disini. Maka tetap aku akan mengingkarinya,
dan berharap kau ada di sini denganku. Untuk segala sesuatu yang hilang itu akan terus ku cari sampai jauh hingga mungkin aku akan tersesat.
“I don't wanna forget the present is a gift… And I don't wanna take for
granted the time you may have here with me”
hinggga waktu yang tak berbatas, aku tidak ingin melupakan masa sekarang, karena ini adalah
hadiah yang paling berharga. Sementara itu, tak mau ku menerima begitu saja saat kau merasa kehilangan
segalanya yang tlah tersia siakan olehmu—cintaku.
“Sebab hanya sang abadilah yang akan menjamin
esok kita masih bisa bersama”
Jadi setiap kali kau menyentuhku, kalahkan waktu. Tahan aku dan bayangkan ini waktu yang terakhir kau menciumku seperti ini. Cium aku seperti kau tidak akan pernah melihat ku lagi. Berjanjilah, setiap kali kau menyentuh ku, sentuh aku seperti kau tak punya waktu lagi. Dan berjanjilah bahwa kau akan mencintaiku, mencintaiku seperti kamu tidak akan pernah melihat ku lagi.
Jadi setiap kali kau menyentuhku, kalahkan waktu. Tahan aku dan bayangkan ini waktu yang terakhir kau menciumku seperti ini. Cium aku seperti kau tidak akan pernah melihat ku lagi. Berjanjilah, setiap kali kau menyentuh ku, sentuh aku seperti kau tak punya waktu lagi. Dan berjanjilah bahwa kau akan mencintaiku, mencintaiku seperti kamu tidak akan pernah melihat ku lagi.
“How many really know what love is?.. Millions never will… Do you know
until you lose it”
seberapa banyak benar-benar kau tahu apa itu cinta? Jutaan pelukan, ciuman, kehangatan dan
beribu ribu pengertian tidak akan pernah membuatmu benar
benar bisa mentafsirkan cinta yang hakiki. Hingga sampai saat kau kehilangan, barulah tahu apa itu cinta. Bahwa itu segala sesuatu yang kita cari. Telah menghilang.
Ketika kau bangun di pagi hari, aku sampingmu. Sangat bersyukur bahwa kau menemukan Segala sesuatu yang kau cari-cari.
Jadi
sayang, lupakan kalau kau pernah membuat niat meninggalkanku. Karena ada masa
dimana kau tidak ingin melupakan masa sekarang, jalani dan terimalah ini sebagai hadiah
dari sang pemilik kesempatan. Dan
aku tidak mau menerima begitu saja saat kamu mungkin memiliki
kehilangan, di sini dengan segala penyesalan yang menghujanimu. Sebelum semuanya
menjadi keabu abuan, berjanjilah cintai
aku seperti tak akan pernah melihatku lagi di hari esokmu.
inspired by Like You'll Never See Me Again - Alicia Keys