Senin, 15 Juli 2013

subuh hari senin



       Ketika itu lelap menahanku untuk tetap terjaga dalam getir rasa hati yang bergemertak. Tidurku belum lengkap, ganjil. Beberapa helai rambutku tergeletak di atas buram. Semrawut, fikiranku pun. 
 
Angin menghela nafas melalui jendela kamar setengah terbuka. Kemudian ada yang menari nari di atas kepalaku, lalu menguap berhambur keluar ditelan embun—robek terkena ujung daun yang basah.

Kamus Besar Bahasa Indonesia terhenti di halaman abjad ‘D’ dengan kata ‘DUKA’ yang tersapu mataku. Ingin rasanya menghapus kata itu, sehingga nanti tak kita kenali apa itu ‘DUKA’ dikemudian hari.




~Diah Kusmira Dewi~
          04.20 am

Tidak ada komentar:

Posting Komentar