Rabu, 20 Juni 2012

Semestinya K(a)U, semesta KU


Perbandingan selalu  mudah dilakukan
Setelah memiliki rasa kesempurnaan
Seperti apel tergantung di pohon
Aku memilih salah satu
buahnya, sementara masih punya benih

Kau bilang
; lanjutkan hidupmu!”,
lalu  kemana aku akan pergi?
sementara dari penjuru menyerukan namamu
Matahari itu,kamu!
Bulan itu, kamu!
Sakit yang mengabadi itu –kamu!
Pun hujan dan senja kau diami!
Arah mana lagi ?

Karena saat aku dengan dia
, pikirku masih menghidupimu
memikirkanmu
Berpikir apa yang sedangkau lakukan
Jika
kau sedang menatap malam,

aku berharap sedang menatap mata
mu--lagi

Kau seperti
api unggun di tengah musim dingin
Seperti permen keras dengan pusat kejutan
Bagaimana cara mendapatkan lebih baik setelah aku punya yang terbaik?
Kau bilang ada ton ikan dalam air,
mengapa masih menatap nanar bangkai ikan yang mati ?

Dia mencium bibir saya,
seketika aku merasakan mulutmu
Dia menarikku,
dan aku muak dengan diriku sendiri

selamanya  aku berharap bahwa aku sedang mencari

 

Kau yang terbaik, dan ya,
aku menyesal
Bagaimana aku bisa membiarkan diriku membiarkanmu pergi
sekarang pelajaran yang dipelajari
Aku menyentuhnya,
dan terbakar
ku pikir kau harus tahu!

ku remukkan jam di balik pintu itu.
Sehingga tak pernah kau meninggalkan ku
tidak ada lagi kesalahan
Karena di mata
mu yang semesta, aku akan meninggal dan menanggalkan keabadian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar