Sabtu, 01 September 2012

Awalan

Dari beberapa banyak hal yang ku yakini di dunia ini salah satunya adalah awalan dan akhiran. Entah itu awalan yang indah dan berbunga bunga, sampai jatuh pada akhiran yang sedih dan tersayat sayat. Pun begitu sebaliknya, awalan yang tak ku hendaki sampai berlabuh  pada akhiran yang membuat semua hidupku berubah drastis menjadi kumbang yang terperangkap di taman bunga. Sempurna, sebelum  ironis.
Aku, kamu, kita dan mereka — tak pernah bisa memilih mengenai awalan yang akan ditempuh. Hanya bisa menerka nerka, apakah awalan ini nantinya akan membawa kita pada sebuah kisah yang bercerita tentang kebahagiaan atau kesedihan. Dan inilah kisahku, yang ku ilhami sebagai awal yang baik untuk sebuah cerita. Masih dengan cinta, tema utamanya.

Sederhana saja, karena tak pandai merangkai kata. hanya berkisah, dan ini kisahku;

*

aku buta mata, hati dan telinga atas apa yang aku rasakan. Salahkan cinta, aku jadi begini. 

“bila aku jatuh cinta, aku mendengar nyanyian 1000 dewa-dewi cinta menggema dunia”

Terdampar pada sebuah savana penuh bunga yang berwarna. Ada bunga yang berwarna cerah sampai bunga yang pucat pasi dan tak berbentuk. Kulihat, kuraba dan ku ciumi satu satu. Begitu menyengat. Keadaan ini aneh, darimana aku mendengar suara merdu itu ? bukan manusia, sampai akhirnya aku putuskan “mungkin itu dewa-dewi sedang bernyanyi tentang cinta”  fikirku. Entah berapa banyak dewa-dewi itu, tetapi suaranya bisa kudengar dengan jelas dan bergema dunia.

“bila aku jatuh cinta, aku melihat matahari, kan datang padaku, dan memelukku dengan sayang”

Tak pernah mau ku sangka ku dapati diriku jatuh, diantara rimbunnya kelopak bunga yang gugur. telanjang mata ku lihat dewa-dewi itu bersinar melebihi matahari yang kala itu sedang meredup entah malu atau sungkan pada mereka. Pelan pelan turun, menjamah tubuhku yang masih lunglai akan kenyataan di depan mataku. Dewa-dewi itu, memelukku. Dengan sayang. 
Ahh, tuan tolong aku. Aku masih belum siap jatuh cinta. Ritual ini.. Ritual ini.. pasti bertujuan membuatku jatuh cinta. 

“bila aku jatuh cinta. Aku melihat sang bulan kan datang padaku, dan menemani aku”

Tak ku ketahui secara pasti, dari matahari yang malu malu menembus jajaran dewa-dewi itu, telah berganti menjadi bulan. Sepertinya dia lebih berkawan. mendatangiku, menemaniku sesambil bercerita tentang asa muasal dewa-dewi.
Konon siapapun yang akan jatuh  cinta, selalu di datangi oleh dewa-dewi berparas ayu nan ganteng. Tapi kenapa harus aku yang di datangi mereka ?. tak henti hentinya aku berfikir dan bertanya entah kepada siapa.
Mungkinkan aku memang jatuh cinta ? atau mereka hanya mengharuskan aku jatuh cinta ?
Banyak pertanyaan lahir di kepalaku yang semakin sempit ini. Mendesak desak. Memaksa setiap pertanyaan supaya di pasangkan dengan jawaban jawaban realistis yang kadang tak masuk di akal. 

*

Keesokan harinya aku merasa semuanya semu. Entah rasa apa yang merasuki ku dan mengalir dalam darah serta menderu dalam nafas. Aku merasa, begitu aneh. Dan tak seperti biasanya.
Mungkinkah ? mungkinkah ? mungkinkah aku yang selama ini tak pernah percaya kalau cinta itu ada bisa membenarkan “cinta telah lahir”. Dalam tubuhku, ku akui ada sebuah kekuatan mahadahsyat yang mengendalikan semua bagian bagiannya. Aku pasrah. 



“melewati dinginnya mimpi”

Semua itu serasa  mimpi yang mengejutkan dan indah. Entah indah bagian mananya, aku lebih mengenalnya sebagai mimpi yang menakutkan.
Semenjak itu. Aku lebih berusaha menjalani dinginnya mimpi mimpi.
Mimpi mimpi yang kurajut setiap malam malam. Tentang perasaanku yang semakin tumbuh dan tumbuh.
Untuk saat ini, jangan bangunkan aku dari mimpi di tidurku. Aku merasa, menemukan kenikmatan besar.
Kenikmatan sebuah awal yang indah, bersamamu, cinta.
dan aku jatuh, jauh.. jauh.. ke apapun yang membawaku melayang ke atas
*

“ bila aku jatuh cinta bersama dirimu, peluk aku, ciumlah aku, sayang... “




Inspired by : Nidji – Bila aku jatuh cinta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar