Sabtu, 12 November 2011

Patah, dan membalut

Ini adalah sebuah episode, yang sebenarnya dimana aku lupa tak memberi nomor pada setiap episodenya. Saat aku ketahui, tetiba aku ada di dalam episode yang membuncah, menggenangi setiap kelakar alur ini dengan beberapa tawa dan tangis. Untuk sekarang, ada di halaman tengah yang terselip pembatas buku.
Sebuah hati yang beberapa masa telah kosong, telah berkerut dan tak merasa berguna pada setiap gunanya. Ini hatiku!. Hati yang dulu pernah membarakan kobaran rasa, hatiku adalah hati yang paling hebat yang pernah Tuhan ciptakan. Beberapa kali patah, tak usah ku niatkan untuk memperbaikinya, usah ku pun, hatiku telah pandai membalut semua kepatahannya dengan sendirinya.
Sering nya kepatahan ini, aku khawatir kalau kalau dia sudah bosan untuk membalut. Karena seringnya membalut, aku khawatir juga kalau hati ini tak berfungsi dengan baik nantinya. Namun, akhirnya kami membuat sebuah keputusan bersama. Dimana, aku mengajukan sebuah proposal yang bertujuan keputusan hati dan diriku untuk selalu berusaha agar memperbanyak stock balutan dikala merasa patah dan luka.
Aku menerima keputusan ini, namun masih sedikit yang aku percayai.
Apakah benar, hatiku benar benar bisa membalut saat patah dengan sendirinya
Akankah, ini Selamanya ? 
         Kau pemberian dari tanganNya, sebagaimana kau ialah anugrah, mempertahankanmu dalam hati adalah juga caraku untuk mensyukuri!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar