Senin, 21 November 2011

Sepertiga malam terakhirku

Ketika terbangun dari ribuan menit mimpi, ku dapati keadaan yang membunuh. Disetiap makna nafas ini, mengandung beberapa rasa syukur. Dan masih ada sisa sisa kerinduan untukmu. Keadaan seperti ini mengharuskanku untuk mengingatmu. Kuharap, kau dengan mimpimu bisa mengantar ke depan harapan harapanku. Ialah aku, kenyataan dalam pertanyaanmu!. Atau mungkin, aku hanyalah pertanyaan, di tengah-tengah kenyataan, entahlah.
Yang harus kau tahui, selalu kupanjatkan doa untukmu disetiap sepertiga malam terakhirku. Doa yang bisa kau gunakan saat kau merasa pisaunya sepi, doa yang bisa kau gunakan untuk melawan rindumu akan-ku, dan semoga doa yang bisa menjagamu dari apapun saat aku sudah tak bisa menjagamu dari dekat.
Dari kamar yang berdebu ini, di depan pencipta segala rasa. Aku, memohon untukmu. Memohon supaya Tuhan mengurangi satu persatu hal yang tidak seharusnya kufikirkan tentangmu. 

Setelahnya aku memohon, dengan dua tangan yang menengadah. Kulanjutkan menulis ini, menulis tentang sepertiga malam terakhirku yang ada dirimu 

*saat, dimana hanya aku dan fikiranku
Sambil  kudengar lantunan takkan terganti dari marcell
01.36am my room

Tidak ada komentar:

Posting Komentar