Ketika hujan meniupmu
dingin, dan ketika angin menerbangkan angan sampai jauh ke luar nalar, maka jemarimu menerkap hangat pada dunia
malam yang basah. Kaupun sadar, aku sudah keluar dari dunia kita.
“ Inilah malam, yang sangat menyiksa dengan dinginnya dalam
kenangan yang menggelap
Bagaimana kita membuat udara ini menjadi sangat beku dalam
malam
Sudah dingin, beku dan malam yang berbayang kamu “
Di setiap rintikan hujan, ada suara yang merintih diam diam
yang tak mau di dengar. Parau, serak dan berserakan sendiri dalam dirinya.
Menggelapkan gelapnya malam.
Bersandar pada ceceran air yang memasuki celah jendela kamar,
dan harapan pun ikut menguap ke sana, ke alam yang tak terjamah.
Lapar, kosong dan berantakan.
Tak terurus, hanya membuat nya menjadi beda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar